Peran dosen dituntut membawa perubahan positif mendukung lahirnya inovasi bermanfaat di tengah masyarakat.
Upaya ini juga yang ingin ditempuh dosen dari Kota Lunpia saat mendampingi mitra kampus di Salatiga.
Dibuat rangkaian kegiatan mengasah kreativitas warga mendayagunakan limbah yang acap dibuang percuma.
“Kami, staf pengajar Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pariwisata Indonesia (Stiepari) Semarang membuat serangkaian program pemberdayaan untuk warga Tegalrejo Argomulyo Salatiga,” tutur Wakil Ketua III Stiepari,Henry Yuliamir SS MMPar Minggu (20/8/2023).
Forum ini melibatkan keberadaan Bank Sampah Waras Resik (Wares) yang dikelola Siti Alimah sebagai direktur program.
Aktivitas yang dijalankan dosen mencakup aktivitas pemberdayaan untuk optimalisasi pemasaran (marketing) atas produk hasil pengolahan sampah rumah tangga.
Selain itu merambah meningkatkan kualifikasi sumberdaya manusia (SDM) melalui inovasi pengolahan limbah berbahan kulit buah semangka.
Aktivitas akademi ini mendapat dukungan pendanaan Kemendikbudristek melalui skema pemberdayaan berbasis masyarakat (PBM) dan pemberdayaan masyarakat pemula (PMP).
Para dosen yang terjun langsung di lokasi yaitu Dr Yustina Denik Risyanti, Enik Rahayu SE MM, Henry Yuliamir, dan Dra Renny Aprilliyani MM.
Program ini mengikutsertakan mahasiswa Stiepari yaitu Isnu Hadi Sunarko, Margaretha Setyaningtyas, serta Muhammad Azhar Putra, dalam pendampingan mitra.
Kebiasaan masyarakat lebih banyak mengkonsumsi buah semangka pada bagian daging yang umumnya berwarna merah atau kuning.
Sisanya kulit buah dibuang percuma karena dianggap tak memiliki daya guna.
Persoalannya ini juga yang menggelitik pemikiran dosen dan mahasiswa untuk membantu warga membuat inovasi terhadap limbah semangka yang seringnya berakhir di tempat sampah.
Rupa-rupa produk berpeluang dihasilkan dari inovasi olahan buah semangka. Mulai dari kuliner,dan lainnya.
Tapi tim dosen, mahasiswa dan warga memilih pembuatan sampah organik dalam aktivitas olah kreativitas itu.
Lewat model ini diharapkan muncul kontribusi pemecahan masalah atas problematika sampah.
Di sisi lain ini juga bagian membangun inovasi menciptakan pupuk alternatif dan peluang membantu meningkatkan pendapatan rumah tangga.****