Dari Edukasi hingga Olahan Mangrove, Tapak Tugu Siap Jadi Destinasi Wisata Unggulan

Semarang – Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pariwisata Indonesia (STIEPARI) Semarang bersama masyarakat pesisir Tapak Tugu, Kelurahan Tugurejo, Kecamatan Tugu, Kota Semarang, melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat berupa pendampingan pembuatan olahan mangrove dan edukasi konservasi.

Program ini diikuti kelompok sadar wisata Pokdarwis Bina Tapak Lestari serta kelompok perempuan pesisir Putri Tirang yang selama ini mengembangkan produk berbasis mangrove dan hasil laut. Melalui kegiatan tersebut, warga memperoleh pelatihan pengolahan, pengemasan, hingga pemasaran produk mangrove agar memiliki nilai tambah ekonomi.

Sebagai bentuk dukungan nyata, STIEPARI Semarang juga menyerahkan alat pengolahan produk mangrove kepada masyarakat. Peralatan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas, higienitas, dan daya saing produk lokal sehingga mampu menembus pasar yang lebih luas.

“Kami berkomitmen tidak hanya memberi pelatihan, tetapi juga solusi nyata dengan mendukung peralatan pengolahan. Tujuannya agar masyarakat bisa lebih mandiri secara ekonomi sekaligus tetap menjaga kelestarian mangrove,” ujar Ray Octafian, SE., M.MPar, Ketua Tim Pengabdian STIEPARI Semarang.

Selain fokus pada peningkatan ekonomi, kegiatan juga menitikberatkan pada edukasi lingkungan. Masyarakat, pemuda, hingga pelajar dilibatkan dalam penanaman bibit mangrove dengan teknik silvofishery, kampanye kesadaran lingkungan, serta kunjungan edukatif ke tambak. Kegiatan ini memperkuat pemahaman bahwa mangrove bukan hanya benteng alami pesisir, tetapi juga peluang ekowisata yang menjanjikan.

Ketua Pokdarwis Bina Tapak Lestari, Sutopo, menyambut baik program tersebut. “Mangrove bukan hanya penahan abrasi, tapi juga bisa menjadi sumber kesejahteraan. Dukungan dari STIEPARI sangat membantu kami mengembangkan potensi ini,” katanya.

Kawasan Tapak Tugu sendiri menghadapi berbagai tantangan pesisir, mulai dari abrasi, intrusi air laut, hingga rob yang semakin sering terjadi. Melalui sinergi perguruan tinggi dan masyarakat, program ini diharapkan dapat memperkuat pengelolaan pesisir berkelanjutan sekaligus menjadikan Tapak Tugu sebagai destinasi eduwisata mangrove unggulan di Kota Semarang.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi yang telah mendanai kegiatan ini melalui program Pemberdayaan Masyarakat Pemula (PMP) Tahun 2025. 

Tim PMP

  1. Ray Octafian
  2. Rizal Ichsan Syah Putra
  3. Dyan Triana Putra 
  4. Saskia Cahya KF
  5. Erlina Mutiara A

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top