Tim pengabdian masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pariwisata Indonesia (STIEPARI) Semarang menciptakan inovasi kreatif dengan mengubah limbah minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi yang bernilai ekonomis. Program pelatihan ini tidak hanya memberikan solusi cerdas untuk mengatasi masalah lingkungan, tetapi juga membuka peluang usaha di tengah ketidakstabilan ekonomi pasca pandemi.
Kegiatan yang diprakarsai oleh Apri Kuntariningsih, Samtono, dan Tri Maryani ini melibatkan ibu rumah tangga muda, pemuda-pemudi, serta mahasiswa di sekitar kompleks perumahan Menoreh Utara, Semarang. Mereka dibekali dengan keterampilan membuat lilin aromaterapi ramah lingkungan dari bahan baku minyak jelantah.
“Minyak jelantah sering dianggap sebagai limbah yang tidak berguna. Padahal, dengan sentuhan kreativitas, ia bisa disulap menjadi produk bernilai tambah,” ujar Apri, ketua tim pengabdian. Melalui demonstrasi langsung, peserta diajari teknik pembuatan lilin mulai dari penyaringan minyak, pencampuran bahan, hingga pengemasan produk.
Antusiasme peserta terlihat dari semangat mereka mengikuti setiap tahapan pelatihan. “Saya tidak menyangka minyak sisa goreng bisa diubah menjadi lilin cantik dan harum seperti ini. Ini membuka wawasan saya tentang potensi ekonomi dari barang yang selama ini dikira sampah,” ungkap Sri, salah satu peserta pelatihan.
Tak hanya bermanfaat secara ekonomi, program ini juga mengajarkan nilai-nilai pelestarian lingkungan. Peserta diajak untuk lebih bijak dalam mengelola limbah rumah tangga dan mengurangi jejak karbon. “Kami berharap ini menjadi awal perubahan pola pikir masyarakat tentang sampah dan menjadi katalis untuk tumbuhnya budaya daur ulang,” tambah Samtono.
Hasil pelatihan ini membuka peluang lahirnya wirausaha-wirausaha baru yang kreatif dan berdaya saing. STIEPARI Semarang berkomitmen untuk terus mendampingi para peserta, baik dalam hal produksi maupun pemasaran produk. Mereka juga akan difasilitasi untuk membentuk kelompok usaha mikro guna memperkuat posisi dalam persaingan pasar.
Program inovatif ini tidak hanya mengubah minyak jelantah menjadi berkah, tetapi juga mentransformasi cara pandang masyarakat tentang potensi ekonomi dari limbah. Dengan semangat wirausaha dan kepedulian terhadap lingkungan, masyarakat diharapkan dapat lebih tangguh dalam menghadapi dinamika ekonomi di masa mendatang.